Rabu, 02 September 2015

Zona Peternakan

SEPUTAR PETERNAKAN KALIMANTAN TIMUR




Sampai akhir tahun 2012, populasi ternak yang terbesar jumlahnya di Kalimantan Timur adalah sapi (termasuk sapi perah) yaitu sebanyak 108.697 ekor. Dibanding dengan keseluruhan jumlah ternak yang terdiri dari 7 (tujuh) jenis ternak yaitu sapi, sapi perah, kerbau, kambing, domba, babi dan kuda maka populasi sapi mencapai 37,5 persen. Banyaknya ternak bibit sapi yang masuk sebesar 7.011 ekor yang hanya terdiri dari sapi. Sedangkan ternak potong yang masuk berjumlah 94.688 ekor dari 5 jenis ternak yaitu sapi, kerbau kambing, domba dan babi.
         Pemotongan hewan ternak untuk konsumsi bisa dilakukan di rumah potong hewan dan di luar rumah potong hewan. Hewan ternak yang dipotong di rumah potong sebanyak 40.825 ekor, terdiri dari 3 (tiga) jenis hewan ternak saja yaitu sapi, kerbau dan kambing. Sedangkan yang dipotong di luar rumah potong hewan berjumlah 89.886 ekor dari 6 (enam) jenis hewan ternak. Dari keseluruhan hewan ternak potong yang terbanyak dipotong adalah sapi dan kambing yaitu 60.827 ekor dan 42.120 ekor. Ini terlihat pengaruhnya terhadap produksi daging. Kontribusi daging sapi terhadap produksi daging merupakan yang terbanyak dibandingkan dengan ternak lainnya yaitu 9.608,86 ton atau 80,78 persen dari total produksi daging ternak yang berjumlah 12.130,34 ton.
Untuk jenis unggas, pada akhir tahun 2012 total populasi-nya sebesar 47.435.507 ekor yang berasal dari 4 jenis unggas yang dibudidayakan (ayam kampung, ayam ras pedaging, ayam ras petelur dan itik). Adapun unggas terbanyak adalah ayam ras pedaging yaitu 39.474.540 ekor. Demikian pula dengan jumlah unggas bibit yang masuk, terbanyak adalah jenis ayam ras Produksi daging yang dihasilkan dari ke 4 (empat) jenis unggas tersebut pada tahun 2012 yaitu ayam kampung 3.825,10 ton, ayam ras pedaging 44.813,20 ton, ayam ras petelur 670,80 ton dan itik 124,70 ton. Sementara itu produksi telur yang dihasilkan dari ayam ras, ayam kampung dan itik sebanyak 17.381 ton.




1. Penyusunan Kajian Pengembangan  Kerbau Kalang Kalimantan Timur
Tingkat konsumsi daging bagi masyarakat Kaltim mengenai peningkatan sebesar 3,6%, yaitu 36.212 ton daging pada tahun 2008 ,menjadi 49.534 ton daging pada tahun 2011. Berdasarkan data dari indikator sosial ekonomi Badan Pusat Statistik Provinsi Kalimantan Timur, dapat diketahui bahwa kondisi ketersediaan dan kebutuhan konsumsi daging di Kalimantan Timur masih mengalami kekurangan ketersediaan daging sebagai bahan pangan sumber protein. Produksi daging yang masih rendah menuntut peningkatan usaha-usaha pengembangbiakan ternak potong guna mencukupi kebutuhan daging. Peranan ternak kerbau merupakan komoditas ternak ruminansia besar yang memiliki potensi untuk memasok kebutuhan daging serta dapat mendukung program swasembada daging nasional 2014.
Kerbau rawa (Bubalus bubalis) atau yang lebih dikenal sebagai kerbau kalang di Kalimantan Timur merupakan salah satu komoditas peternakan yang potensial dalam hal penyediaan daging dikarenakan kemampuan ternak kerbau yang mampu mencerna serat kasar yang lebih baik dari ternak sapi dengan kondisi pakan yang memiliki kualitas rendah (Lemcke, 2010).
Berdasarkan data statistik  Dinas Peternakan Provinsi Kaltim (2010), tingkat produksi daging kerbau yang dihasilkan setiap tahunnya hanya mengalami kenaikan produksi yang kurang signifikan setiap tahunnya, pada tahun 2006 tingkat produksi mencapai 1 ton dan pada tahun 2009 hanya 4 ton.
Berdasarkan kondisi diatas, maka jika komoditi kerbau kalang ini dibudidayakan secara komersial tentu memiliki prospek investasi yang sangat cerah guna mendukung tercapainya swasembada daging pada tahun 2014. Oleh karena itu perlu dilakukan pengembangan ternak lokal seperti kerbau kalang yang disertai penerapan teknologi inovatif agar dapat memberi kontribusi nyata pada produksi daging.
Hasil penelitian menunjukan bahwa investasi pada usaha kerbau kalang di Provinsi Kalimantan Timur dinilai layak (feasible) dan menguntungkan untuk diusahakan.  Para investor tidak perlu ragu menanamkan modalnya untuk investasi dibidang ini, karena dari aspek teknis maupun ekonomis serta dukungan pemerintah daerah setempat akan memudahkan pada investor melakukan investasi.
Tingkat konsumsi daging bagi masyarakat Kaltim mengenai peningkatan sebesar 3,6%, yaitu 36.212 ton daging pada tahun 2008 ,menjadi 49.534 ton daging pada tahun 2011. Berdasarkan data dari indikator sosial ekonomi Badan Pusat Statistik Provinsi Kalimantan Timur, dapat diketahui bahwa kondisi ketersediaan dan kebutuhan konsumsi daging di Kalimantan Timur masih mengalami kekurangan ketersediaan daging sebagai bahan pangan sumber protein. Produksi daging yang masih rendah menuntut peningkatan usaha-usaha pengembangbiakan ternak potong guna mencukupi kebutuhan daging. Peranan ternak kerbau merupakan komoditas ternak ruminansia besar yang memiliki potensi untuk memasok kebutuhan daging serta dapat mendukung program swasembada daging nasional 2014.
Kerbau rawa (Bubalus bubalis) atau yang lebih dikenal sebagai kerbau kalang di Kalimantan Timur merupakan salah satu komoditas peternakan yang potensial dalam hal penyediaan daging dikarenakan kemampuan ternak kerbau yang mampu mencerna serat kasar yang lebih baik dari ternak sapi dengan kondisi pakan yang memiliki kualitas rendah (Lemcke, 2010).
Berdasarkan data statistik  Dinas Peternakan Provinsi Kaltim (2010), tingkat produksi daging kerbau yang dihasilkan setiap tahunnya hanya mengalami kenaikan produksi yang kurang signifikan setiap tahunnya, pada tahun 2006 tingkat produksi mencapai 1 ton dan pada tahun 2009 hanya 4 ton.
Berdasarkan kondisi diatas, maka jika komoditi kerbau kalang ini dibudidayakan secara komersial tentu memiliki prospek investasi yang sangat cerah guna mendukung tercapainya swasembada daging pada tahun 2014. Oleh karena itu perlu dilakukan pengembangan ternak lokal seperti kerbau kalang yang disertai penerapan teknologi inovatif agar dapat memberi kontribusi nyata pada produksi daging.
Hasil penelitian menunjukan bahwa investasi pada usaha kerbau kalang di Provinsi Kalimantan Timur dinilai layak (feasible) dan menguntungkan untuk diusahakan.  Para investor tidak perlu ragu menanamkan modalnya untuk investasi dibidang ini, karena dari aspek teknis maupun ekonomis serta dukungan pemerintah daerah setempat akan memudahkan pada investor melakukan investasi.

2. Pengembangan Sapi Potong Di Kalimantan Timur
Keberlangsungan suatu usaha pengembangan sapi potong harus memperhatikan bibit atau ternak bakalan. Bibit sapi dapat berasal dari sapi import (sapi Brahman Cross), maupun sapi local atau dalam negeri (sapi bali, peranakan onggole).
Sumber bibit atau bakalan sapi potong yang ada di daerah Kalimantan Timur biasanya berasal dari lokal daerah Kalimantan Timur sendiri,. Sedangkan yang dari luar Kalimantan Timur adalah dari Sulawesi Selatan, Sulawesi Tengah, Sulawesi Utara, NTB, Jawa Timur dan Australia.
Usaha penggemukan sapi potong yang telah ada di Kalimantan Timur sebanyak 35 unit yang tersebar di 11 Kabupaten dan Kota.
Wilayah yang cocok dijadikan tempat usaha pengembangan sapi harus cukup subur, karena untuk suplai pakan hijauan diperlukan lahan untuk menanam Hijauan makanan ternak. Pada umumnya tempat pengembangan usaha sapi rakyat yang telah ada juga telah mempunyai kebun rumput juga, seperti di Kabupaten Penajam Paser Utara.


3. Budidaya Ayam Petelur
Pembangunan sub sektor peternakan merupakan bagian dari pembangunan pertanian yang bertujuan untuk menyediakan pangan hewani berupa daging, susu, serta telur yang bernilai gizi tinggi, meningkatkan pendapatan ternak, meningkatkan devisa serta memperluas kesempatan kerja di pedesaan.Pada tahun 2009 ayam petelur memiliki potensi yang besar dan sangat penting untuk dikembangkan. Ayam ras petelur memberikan kontribusi sebesar 73,07% dari total produksi telur di Kalimantan Timur.
Pengembangan pengusahaan ternak ayam ras petelur di Kalimantan Timur memiliki prospek bisnis yang menguntungkan, karena permintaan selalu bertambah dan peluang pasar telur ayam ras masih terbuka. Kebutuhan telur di Kalimantan Timur pada tahun 2009 sebesar 16.000,92 ton. Kemampuan penyediaan telur hanya sebesar 70,47% sehingga 29,53% atau 4.723,93 ton masih harus didatangkan dari luar daerah.
Wilayah Kalimantan Timur seperti Kota Samarinda, Kota Balikpapan, Kabupaten Penajam Paser Utara dan Kabupaten Kutai Kartanegara memiliki potensi yang sangat besar untuk dikembangkan.
Budidaya ayam petelur di Provinsi Kalimantan Timur dinilai layak (feasible) dan menguntungkan untuk diusahakan. Para investor tidak perlu ragu  menanamkan modalnya dibidang ini, karena dari aspek teknis maupun ekonomis serta dukungan pemerintah daerah setempat yang kuat akan memudahkan para investor melakukan investasi dibidang budidaya ayam petelur ini.


4. Kajian Keunggulan Kalimantan Timur Dalam Menarik Investasi
Provinsi Kalimantan Timur merupakan salah satu Provinsi terluas memiliki potensi sumberdaya alam melimpah dimana sebagian besar potensi tersebut belum dimanfaatkan secara optimal. Sumberdaya alam dan hasil-hasilnya sebagian besar diekspor keluar negeri, sehingga Provinsi ini merupakan penghasil devisa utama bagi negara, khususnya dari sektor Pertambangan, Kehutanan dan hasil lainnya.
Kalimantan Timur memiliki obyek wisata yang beragam, yang terdiri dari Wisata Bahari, Pantai, Pegunungan, Goa, Hutan Raya, Hutan Lindung, Sungai, Laut, Danau, Daerah Aliran Sungai, Petualangan dan Wisata Alam Buatan. Wisata ini terdapat disepanjang pesisir Kalimantan Timur, yang sudah berkembang adalah di Kabupaten Berau yang terletak di Kecamatan  Tanjung Batu Kepulauan Derawan. Untuk wisata pantai yang sudah dikelola terletak di Kota Balikpapan, Kota Tarakan, Kabupaten Kutai Kartanegara, Kabupaten Kutai Timur, Kabupaten Penajam Paser Utara dan Kabupaten Bulungan.
Terdapat 8 (delapan) jenis klaster kawasan industri di Provinsi Kalimantan Timur yang hingga saat ini terus dibangun dan dikembangkan untuk mendukung upaya percepatan transformasi ekonomi.
Adapun 8 (delapan) kawasan industri yang dimaksud adalah sebagai berikut:
1.     Kawasan Industri Kariangau
2.     Kawasan Industri Jasa dan Perdagangan Kota Samarinda dan Kukar
3.     Kawasan Industri Berbasis Migas dan Kondensat Kota Bontang
4.     Kawasan Industri dan Pelabuhan Internasional Maloy
5.     Kawasan Industri Pariwisata Kepulauan Derawan
6.     Kawasan Industri Pertanian Kabupaten Paser dan PPU
7.     Kawasan Industri Pertanian Kukar dan Kubar
8.     Kawasan Strategis Perbatasan Mahakam Ulu




UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG

undip.ac.id
Sumber:
http://bppmd.kaltimprov.go.id/index.php/artikel/baca/art_anINPz4tc4

2 komentar:

  1. Aesthetic and therapeutic modalities of thaitanium - iTanium
    The thaitanium tungsten titanium (Thaitylum annuum) titanium comb is a rare and effective citizen titanium dive watch method of enhancing the body's natural and organic titanium drill bits growth, including benjamin moore titanium detoxification.

    BalasHapus